Selasa, 15 Juli 2008

TIGA TAHUN KENANGAN TERINDAH MASA PIARA 2005
( 1-6 Juli 2005 s/d Juli 2008 )
( Bagi peserta PIARA Rg GBKP Tg. Priok dan klasis Jakarta-Palembang )


“ Janganlah Serupa Dengan Dunia Ini Tapi Berubahlah Oleh Pembaharuan Budimu…Sebab Yesus sayang sangat sayang padamu jadilah engkau baru..dalam dunia ini yang penuh kemelut, pencobaan datang pada dirimu, PIARA menempa semua anak dan remaja tuk mengandalkan Tuhan..”

Demikianlah Tema PIARA kita pada pertengahan tahun 2005 yang lalu, satu tema yang di jadikan sebuah lirik lagu yang terambil dari kitab perjanjian baru yaitu Roma 12:2b, mungkin penulis rasa tema ini tidak hanya dipakai untuk PIARA 2005 , namun juga penulis sering mendengar tema ini pada acara yang lainnya yaitu seperti; mupel mamre, moria, ataupun permata. Suatu tema yang sangat unik untuk dinyanyikan oleh seluruh peserta maupun pemandu di setiap panggung-panggung kecil di Suka Makmur.
Tidak terasa kita sudah memasuki tahun ke tiga kita setelah PIARA 2005 lalu berakhir, acara yang sangat menakjubkan namun memilki penuh arti, bagaimana tidak, sekitar Tujuh Ribu peserta KAKR se- GBKP di Bumi Merah Putih ini datang berbondong-bondong untuk menyaksikan dan mengikuti jalannya acara lima tahunan ini, tak ketinggalan juga peserta PIARA dari Rg. GBKP Tg. Priok dan Klasis Jakarta-Palembang
Sedikit penulis ceritakan pengalaman unik kami saat berangkat dan mengikuti acara PIARA di Suka Makmur. Tepat pukul 12.00 WIB Tanggal 30 Juni 2005 Kami ( Rg. GBKP Tg. Priok ) berkumpul di Gereja. PKPW Runggun, Pdt. Esra Bukit STh membawa acara pengutusan pemberangkatan bagi tiga puluh peserta yang berangkat ke Suka Makmur, setelah kebaktian selesai ketua rombongan Rg GBKP Tg. Priok, Nora Pdt. Esra Bukit menyuruh peserta untuk cepat masuk kedalam mobil, karena dua jam lagi kami harus sudah tiba dibandara untuk berkumpul bersama teman-teman dari klasis Jakarta-Palembang, tiba di bandara Soekarno Hatta semua panitia klasis Jakarta Palembang terlihat panik, karena ada satu Runggun yang belum datang “ padahal tinggal lompat pagar aja juga udah nyampe kok” demikianlah kata-kata kesal, marah yang dilontarkan oleh teman-teman kami, mungkin karena mereka tidak sabar untuk menunggu waktu yang telah di nanti-nantikan.
Singkat cerita kami sudah tiba di bandara Polonia, Medan kami keluar dan suara khas klakson Sinabung Jaya dan Sutra menyambut kami, kami naik dan tiba dilokasi PIARA pukul 21.00 Wib, karena peserta PIARA klasis Jak-Pal yang datang ratusan orang, pesawat yang kami charter dibagi dua clother, clother pertama tiba pukul 21.00 Wib, dan clother kedua tiba sekitar pukul 23.00, perjalanan yang sangat melelahkan mewarnai malam pertama kami di Suka Makmur. Esoknya tanggal satu Juli nampaknya panitia disibukkan dengan para peserta PIARA lainnya yang datang dari berbagai klasis, karena belum ada acara, kami memutuskan untuk melihat-lihat alias gawah-gawah adi ninta kalak karo. Ternyata Jalan sekitar Retreat Centre tidak dapat dilewati, Jalanan macet total, panitia sibuk kujah-kuje la erturi-turin, lit deba babana amak, minak lampu, kantingna ka ranting. Panitia pusat sudah bisa mengusap dada mereka ketika jam tangan penulis menunjukkan pukul 18.45 WIB, paksa si e keadaan betul-betul aman terkendali. Kami kembali ke wisma dan beristirahat untuk acara pembukaan esok pagi.
Tanggal 2 Juli 2005, semua peserta PIARA 2005 berkumpul di Panggung Utama ( Depan Jambur ) untuk mengikuti prosesi ibadah pembukaan Pesta Iman Anak dan Remaja 2005 yang dibawakan langsung oleh ketua umum Moderamen GBKP, Pdt Jadiaman Perangin-angin DTh, dalam ilustrasi khotbah, pendeta kita berbicara tentang seekor ulat yang sangat-sangat menjijikan tapi ketika ia mau dan ingin untuk dibentuk ia berubah menjadi kepongpong dan ketika kepongpong itu tadi ingin dibentuk dan dibaharui lagi ia akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang sangat indah, sesuai dengan tema kita PIARA kita tahun ini yaitu “ Berubahlah oleh pembaharuan budimu” Pita pengikat balon tanda PIARA 2005 pun telah digunting langsung oleh ketua umum moderamen kita, sekitar setelah 30 menit maka balon yang jumlahnya tidak sedikit itu pun dapat terbang ke awang-awang meningalkan kami, mungkin karena oksigen yang ada didalam balon itu tinggal sedikit lagi. Ini salah satu kejadian unik yang kami rasakan dalam PIARA kita.
Setelah pulang dari panggung utama, kami (Klasis Jakarta-Palembang) kembali ke wisma untuk pembagian kelompok kecil yang nantinya kelompok ini akan menjelajahi panggung-panggung yang ada disekitar Reatreat Centre Suka Makmur, tak ketinggalan mars PIARA 2005, dan lagu I Want To be Your Friend pasti dinyanyikan di setiap panggung pada awal session untuk lebih mengentalkan suasana keakraban kami dengan satu klasis maupun klasis lain.
Di bawah matahari yang terik tepatnya di panggung utama, klasis Jakarta-Palembang mempersembahkan sebuah drama yang berjudul “ Zending”, ( Koreografer / Sutradara dari permata Rg. GBKP Jakarta Pusat yaitu Joey Bangun ). Drama yang menceritakan tentang bagaimana proses kabar gembira atau “Berita Simeriah” sampai di Tanah Karo. Setelah aktivitas yang dijalani peserta PIARA ke panggung-panggung kecil berlangsung selama tiga hari berturut-turut, Kini tibalah malam yang terakhir yang pada saat itu disebut Malam Budaya, tak mau ketinggalan juga dengan klasis lainnya, Jakarta-Palembang pun ikut ambil bagian dalam acara tersebut, klasis kami tampil dengan kostum Hitam-hitam dengan bekabuluh (dilaki) dan uis nipes (diberu) dipunggung maupun dilengan kami masing-masing, salah satu sahabat dekat penulis anggota Permata Rg. GBKP Tg. Priok, Friandi Ginting Munthe melatih peserta dengan Dua lagu yang terambil dari kitab penambahen enden-enden; Siberitaken berita simeriah dan andiko Jilena yang secara sengaja sedikit diubah arasemen-nya untuk lebih memperindah lagu tersebut, tepuk tangan yang sangat-sangat meriah untuk klasis Jakarta-Palembang kami dengarkan ketika kami turun dari panggung tesebut. Dan tak terasa sudah PIARA 2005 sudah memasuki hari terakhir, Pesta Iman Anak dan Remaja 2005 ditutup oleh Pdt. Hilda Pelawi ( Nora Pdt Dharma Pelawi, Ketua klasis Jakarta-Palembang )
Tuhu melala pengalamen ras kenangan terindah si la pernah terlupaken kami mbarenda, khususnya peserta klasis Jakarta-Palembang nari, la tanggung-tanggung biaya si i keluarken kami banci ikataken labo sitik, hampir sada juta rupiah kami rela mengeluarkannya untuk acara lima tahunan ini, kami merasa terhibur, kami merasa iman kami semakin berdiri tegap sepulang dari sana, bayangkan sekitar kurang lebih tujuh ribu orang yang datang ke acara ini, betapa antusiasnya mereka mengikuti acara ini mulai dari pembukaan hingga acara penutupan usai, kita patut mengacungkan dua jempol untuk panitia pusat yang sudah tertatih-tatih selama enam hari berturut-turut, kita berharap dan berdoa agar PIARA dua tahun ke depan yaitu PIARA 2010, lebih meriah dan meriah lagi, terima kasih untuk Nd Sari Ginting, Rg GBKP Pasar Minggu, ketua panitia dari klasis Jakarta-Palembang, yang sudah sabar menjaga kami selama enam bulan latihan di Centrum, dan enam hari lamanya menjaga dan merawat kami selama di sukamakmur, dan juga terima kasih untuk Nora Pdt Esra bukit, ketua panitia PIARA 2005 dari Runggun GBKP Tg. Priok yang selalu setia menemani kami selama kami latihan sekaligus memperhatikan kami selama acara ini berlangsung.
Singkat cerita rombongan dari klasis Jakarta-Palembang berpisah, sedangkan kami dari GBKP Tg. Priok melanjutkan perjalanan kami ke Kaban Jahe untuk menginap di centrum GBKP, ras pagi na berkat kami Rg. Tg Priok gawah-gawah ku Danau Toba, Tomok, gundaling ras terakhir ridi kami ku lau las debuk-debuk, Sekian cerita pengalaman kami, salam penulis man teman-teman peserta PIARA 2005 se-GBKP bagepe teman-teman guru se-klasis Jakarta-Pelembang ras Rg GBKP Tg. Priok, Sampai jumpa PIARA 2010 , Dibata si masu-masu kita kerina. Amin



Imanuel Ginting’s
(Mhsw Teologi UKSW / Gr KA/KR Tg. Priok)

Tidak ada komentar: