Kamis, 24 Juli 2008

Tentang ku..uu

Nuel.. nuel.. kata-kata dan sahutan inilah yang kerap terucap dari bibir teman-temanku, baik di lingkungan kampus, gereja, di rumah, atau dikost-kostan kuketika mereka menyapa dan memanggilku, aku terlahir dari rahim seorang ibu yang sangat menyayangi ku, begitu juga dengan ayah ku, mereka sepakat untuk membesarkan aku hingga aku menjadi seperti ini, mereka benar-benar menempa ku menjadi anak yang baik dan takut akan Tuhan, adik-adik ku masih kecil-kecil mereka baru duduk dibangku sekolah dasar, aku anak tertua dari kedua adik-adik ku yang perempuan, saat ini umur ku masih sangat muda, bulan Juni lalu aku merayakan ulang tahun ku yang ke delapan belas tahun, dan saat ini aku sudah duduk dibangku kuliah jurusan Teologi, tepatnya angkatan 2007 di sebuah kampus yang terletak pada kota kecil di Jawa-Tengah, kampus itu bernama Universitas Kristen Satya Wacana, dari kecil memang cita-cita ku ingin sekali menjadi Pendeta, sehingga cita-citaku menjadi sangat bulat ketika pertengahan tahun 2005 lalu aku mengikuti Pesta Iman Anak dan Remaja (PIARA) di Sukamakmur, Sumatera-Utara.

Kegagalan ku pada test Moderamen (Sinode GBKP) untuk mencari calon Pendetanya pada awal Juli 2007 silam, sama sekali tidak mengurungkan niat ku untuk melayani Tuhan di Gereja yang telah membesarkan dan mengenalkan aku pada Juruselamatku, karena aku yakin bahwa sesungguhnya ada rencana Tuhan yang begitu indah yang sebentar lagi akan menjadi milikku, sebenarnya aku sendiri tidak mengerti apa sebenarnya yang ingin dicarikan Sinode ku kepada calon Pendetanya, peringkat ku yang ke 24 dari 117 pendaftar waktu itu sama sekali tidak ada gunanya, aku heran, kesal, gundah dengan semua ini TUHAN, apakah aku salah? Mereka yang sudah lulus ternyata tidak semuanya masuk Theologia, setelah mendapat pengumuman dari surat Perguruan Tinggi lain bahwa mereka dinyatakan lulus pada perguruan tinggi tersebut, kemana mereka? Apakah mereka masih bertekad untuk sekolah Theologia? Dan sampai semester ini Index Prestasi ku mencapai 3,00 namun menurut ku itu tidak ada gunanya jika Moderamen masih mematokkan standar IP pada calon Pendetanya, coba bayangkan jika ada salah satu calon pendeta yang memiliki IP 4,00 tapi dalam Jemaat atau prakteknya dia 0, apakah bisa? Saya setuju jika IP menjadi standar kelulusan, namun tidak selalu menjadi patokan, dia pintar dalam Ilmu, namun kepintaran yang ia miliki itu hanyalah teori-teorinya saja, bukan tidak dalam praktek.


Itu hanya sepenggal curahan hatiku tentang teka-teki yang saat ini mewarnai kehidupanku, lagi tentangku.. aku tinggal didekat kampus dimana aku mencari ilmu untuk masa depan ku kelak, menjadi anak kost-kostan dan jauh dengan keluargaku yang sederhana itu sebenarnya sudah menyelimuti rasa kesepian ku sejak dulu, namun inilah yang saat ini aku rasakan hingga aku selesai menuntut ilmu di kota kecil nan sejuk ini, masyarakat di sekitar ku sangat ramah-ramah, mereka tak jarang melontarkan senyum padaku ketika kami kebetulan sedang berpapasan, talenta yang TUHAN berikan kepadaku adalah menyanyi, menari, dan bermain musik, terutama Gitar, dan ketiga talenta itulah yang mewarnai kegiatan ku di sela-sela kesibukan ku, membaca , menulis dan berolah raga memang hobi ku sejak aku masih kecil dulu, kegiatan organisasi baik dalam sekolah, gereja, kampus pun kerap mewarnai aktifitas ku, tak jarang orang menyebut ku sebagai orang “gila” organisasi, karena setiap ada kepanitiaan pasti ada namaku tercantum pada struktur kepanitian itu, mungkin sekian dulu tentang ku.. uu.. salam kenal dari ku.. Tuhan Memberkati, Mejuah-juah kita kerina.. Syalom..

BIODATA

Nama : Imanuel A Ginting Suka
TTL : Jakarta 14 Juni 1990
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat Jkt : Jl Ampera VII Rt 015 Rw 067 No 67 Pademangan Barat,
Jakarta- Utara 14420
Alamat Salatiga : Kost-kostan Pdt I. Ketut Sugiantha S.Th Jl Kemiri I no 17 kmr no 2 Salatiga, Jawa-Tengah 50711
Runggun Gereja : GBKP Tg Priok Klasis Jakarta-Palembang
Tempat Praktek : GKI Jendral Sudirman Salatiga Klasis Magelang
e_mail : nuel_gbkp@yahoo.co.id
web : www.nuelginting.blogspot.com

PENGALAMAN ORGANISASI
- Kerohanian –

-Ketua Rohani Kristen (ROHKRIS) SLTP Fajar Indah Jkt -Ut 2003-2004
-Ketua Rohani Kristen (ROHKRIS) SMA N 40 Jkt-Ut 2006-2007
-Ketua Kerohanian Fakultas Teologi 2007, UKSW Salatiga 2007- sekarang
-Ketua PERMATA GBKP sektor IV GBKP Tg Priok 2006-2008
-Wakil ketua PERMATA GBKP Semarang sektor Salatiga 2008
-Sekretaris Panitia Paskah PERMATA Salatiga 2007
-Panitia Biblecamp PERMATA GBKP klasis Jakarta-Palembang 2006
-Panitia Reatreat PERMATA GBKP Rg Tg Priok 2006
-Panitia PAB GBKP Semarang-Salatiga 2008
-Panitia BKSO Klasis Jakarta Bandung 2008
-Koord Tari Karo GBKP Simalem Natal Klasis Jakarta-Palembang 2006
-Guru KAKR GBKP Tg Priok 2006- sekarang
- Sosial-

-Pantia peduli lingkungan tingkat NASIONAL se SLTP Swasta 2004
Di DKI Jakarta
-Ketua panitia “STOP MEROKOK” Se-Jabotabek tingkat Junior 2005
-Sekretaris panitia “Peduli Lingkungan Hidup Se- Jakarta-Utara 2006
SMA 40 Jakarta-Utara
-SATGAS PK3M Wilayah III Tg Priok 2006
-Pemimpin PASKIBRA III SMA dalam lomba antar wilayah 2007
-Ketua Panitia PMB Ikatan Generasi Muda Karo Salatiga 2008
-Panitia Gloria Cup Fakultas Teologi UKSW, Slatiga 2008
-Panitia Hari Anti Narkotika Internasinal “HANI” 2008
(Pdt Masada Sinukaban STh)

- Dalam Seni Karo –

-Juara 1 lomba menyanyi PISO Surit Arisan Barus Mergana 2002
Se JABODETABEK
-Juara 1 Lomba tari kreasi karo Se-Jakarta-Utara 2003
-Juara 2 Lomba tari GBKP Si malem 2003
Se Klasis Jakarta-Palembang, Jakarta-Bandung
-Juara III Lomba membuat patung rumah Adat Karo 2004
-Juara Harapan 1 Lomba Melukis Ornamen Karo 2004
-Theater “ZENDING” By Joey Bangun (PIARA 2005) 2005
(Peran sebagai Sampe)
-Theater “ZENDING” By Joey Bangun (Lelang Seni KAKR) 2006
(Peran sebagai Pdt Wjingarden)
-Drama Singkat (Fragmen) 2006
Natal GBKP Klasis Jakarta-Palembang
-Tari kreasi Karo Perbunga ndap-ndap 2006
(Lelang Seni PERMATA Tg Priok)
-Tari pengalo-ngalo GBKP Simalem BKSO PERMATA 2008
Klasis Jakarta-Bandung



- Tulisan ku dalam Warta GBKP MARANATHA –

-Dinamika PERMATA GBKP ( Februari 2007 )
-PERAYAAN PASKAH PERMATA Salatiga ( Mei 2008 )
-PELANTIKAN PENGURUS PERMATA Salatiga ( Juli 2008 )


Selasa, 15 Juli 2008

PERAMBAHAN HUTAN JANGAN DISEPELEKAN DAN DIBIARKAN..!!

( Tanggapan positif tentang tulisan Pdt. Masada Sinukaban Edisi Oktober 2007 dalam Warta Maranatha GBKP )



“ Ah Andiko cedana sitepaNa ndube penggaya iblis erbansa jelma erate-ate uruk si megersing meturban rudang nggo merapak i mbal-mbal ah andiko cedana bekas tinepaNa….”

Bagi jemaat GBKP, pasti sudah tidak asing lagi dengan sepenggal lagu ini, dalam lagu ini ada unsur kekesalan, kekecewaan yang begitu mendalam, namun yang jadi pertanyaan sekarang, apakah kita peduli terhadap ciptaan Tuhan yang telah dititipkanNya untuk kita?

Saya setuju bahwa perambahan hutan dibumi Merah Putih ini harus ditanggalkan, bahkan kita harus “Memusnahkan” para perambah-perambah hutan tersebut, sebab secara otomatis mereka-mereka inilah yang nantinya akan menambah jumlah korban bencana alam di negara kita, tak terkecuali tanah longsor, polusi udara, bahkan banjir sekalipun, sebab air hujan yang turun tidak ada lagi yang menyerap.

Kita sebagai Warga Indonesia seharusnya bangga terhadap kekayaan dan kelestarian alam kita, Hutan yang sangat luas, indah, kaya akan air, dan masih banyak lagi kelebihan dari alam kita, namun persoalanya bukan itu..yang jadi pertanyaannya sekarang, Apakah kita masih bisa melihat dengan mata kepala kita sendiri akan alam kita yang indah itu? “ Tentu Masih Bisa..!!! nasi belum menjadi bubur, mungkin menurut saya dengan membuat kampanye atau seminar kecil-kecilan itu sudah cukup membantu, sehingga masyarakat yang tidak tahu menjadi tahu dan peduli terhadap kekayaan dan kelestarian alam kita tercinta, Lalu siapa yang semestinya membuat kampanye atau seminar itu sendiri? Seperti yang dikatakan oleh Pdt. Masada Sinukaban beberapa bulan lalu di warta GBKP Maranatha, jika kita tidak mampu menyuarakan suara kita di Indonesia ini, minimal di propinsi Sumatera-Utara atau di Tanah Karo lah kita bersuara, menurut saya ini adalah PR Gereja kita GBKP untuk mengajak Pemkab karo, Kapolres, Kodim, Kejari, dan instansi terkait lainnya untuk sama-sama melawan gerakan yang mau menghancurkan hutan di Negara kita tercinta ini, sebab kalo bukan kita ya siapa lagi..?? dengan demikian tidak ada lagi istilah “ Dunia yang terlupa” nina lagu peterpan. Memang, saya sendiri tidak tinggal di Tanah Karo, namun walaupun demikian saya sangat peduli dan sangat terkesan tentang kelestarian alam dan tempat wisatanya, apakah kita akan menonton dan membiarkan begitu saja para perambah-perambah tersebut masuk lalu menyantap alam kita khususnya di Tanah Karo? Jawabanya tentu Tidak bukan? Untuk itu marilah Bapa, nande, turang ras senina, mulai detik enda mari si rawat, jaga ras lestariken kerangenta i bumi Merah Putih enda, jika bukan kita yang melestarikan dan menjaga alam kita, lalu siapa yang akan menjaga dan melestarikanya? Tidak tertutup kemungkinan juga untuk kaum muda atau permata GBKP khususnya yang peduli terhadap lingkungan, adakan penyuluhan secara merata di desa-desa terpencil yang ada di tanah karo, mungkin dengan cara kita memberikan informasi yang akurat kepada para orang tua kita terlebih yang berada dilingkungan pedesaan, mereka akan lebih hati-hati dan waspada dengan adanya orang asing yang masuk kedesa mereka. Semoga apa yang Tuhan Yesus titipkan kepada kita, kita bisa selalu menjaga dan merawatnya, Hidup Indonesia..!! Tuhan Berkati..



Imanuel Gintings
(Mahasiswa Teologi UKSW / Gr KAKR Rg. GBKP Tg. Priok)
PELANTIKEN PENGURUS PERMATA GBKP RG SEMARANG
SEKTOR SALATIGA
“ Ermengkah ukurku.. ras ngataken bujur Yesus, Kam ngkelengi aku.. Kam empu geluhku, Enda ngenca Tuhan pengarapenku, aloken min Tuhan persembahenku.. pakelah geluhku jadi perkakasNdu segedang geluhku..”
enda me sada lagu si ni endeken pengurus PERMATA GBKP Semarang sektor Salatiga enca dung i lantik selaku pengurus PERMATA Periode 2008-2010.
Sabtu 24 Mei 2008, Calon Pengurus PERMATA Sektor Salatiga Enggo seh i Runggun GBKP Semarang sekitar pukul 09.00 erpagi-pagi guna ngikuti pembekalan si ni endesken BP Runggun GBKP Semarang bagepe Pengurus PERMATA Runggun man calon pengurus PERMATA Sektor Salatiga, janah acara pembekalen enda itutup alu pertoton sekitar pukul 15.30 WIB. Selang sekitar 15 menit, Anggota PERMATA Salatiga reh 8 kalak guna er PA bersama i Runggun si terletak ibas Jawa-Tengah, klasis Jakarta-Bandung enda, janah Tepat jam 17.00 Acara PA PERMATA Gabungen enggo I benaken alu meriah ras sangat hikmat, bagepe I lanjutken ku acara Perpulungun Jabu-Jabu I rumah Pt. Bp Hose Sembiring, janah PERMATA Salatiga terpaksa erberngi I rumah-rumah orang tua anggota bagepe BP Runggun Semarang.
Wari enda wari Minggu, wari sabat, nina kita kalak Kristen. Natap ku kawes kemuhen singuda-nguda anak perana pakaina baju mbiring, kai ndia lit nge ate? “ enca khotbah kena kari rende ya gi..” bage nina sekalak lulusen Sekolah Tinggi Teologia Abdi Sabda, Medan si gundari paksana studi lanjut S2 i UKSW, Salatiga si tergelar Pdt Masada Sinukaban, oh.. enggo, kepeken PERMATA Salatiga nge si mbiring bajuna ndai. Bagi biasana Tepat jam 08.30 erpagi-pagi I benaken kebaktin perminggun i GBKP Semarang, bangku arah lebe i isi calon pengurus PERMATA Salatiga si kentisik nari I tangkuhken jadi Pengurus PERMATA GBKP Rg Semarang sektor Salatiga, tapi ope denga sekalenda i tangkuhken, i bahan acara pencarin Dana guna BKSO PERMATA GBKP Klasis Jakarta-Bandung, bulan September mendatang, kantong kolekte erdalan alu i iringi Vokal Group ibas PERMATA Salatiga si erjudul “Perjuma” tampil alu bekah buluh ras uis nipes.
Pelantiken pengurus PERMATA GBKP Rg Semarang, Sektor Salatiga i benaken sekitar pukul 10.00 WIB. Pelantiken i baba Pdt Masada Sinukaban STh, Salatiga nari, alu gelar ras jabaten pengurus:
Ketua : Maria Veronika Br Perangin-angin
Sekertaris : Lusi Teguh Miranda Br Sitepu
Bendahara : Elsa Mertiani Br Tarigan
Bid Pembinaan : Marince Br Kemit
Bid Keuangan : Selvia Debora Br Ginting
Bid Partisipasi : Harmi Seliso Br Ginting
Bid Konsolidasi : Elsi Mei Marda Br Barus
Sada organisasi si mungkin la pernah terjadi ibas kepengurusen PERMATA GBKP erkiten pengurus PERMATA Sektor Salatiga la lit dilaki, amin bage gia si iarapken tentuna maka ibas kepengurusen enda kerina program-program PERMATA Salatiga banci erdalan alu mehuli ras tetap alu penampat Tuhanta saja. Selamat melayani man kam teman-teman kami Pengurus PERMATA GBKP Rg Semarang Sektor Salatiga. Tuhan Memberkati..

Imanuel Ginting’s
(Mhsw Teologi UKSW / gr KA/KR GBKP Tg. Priok)
PERAYAAN PASKAH PERMATA GBKP SI KULIAH i UKSW SALATIGA
- Perayaan paskah ras senina turangta korban NARKOTIKA ras HIV/AIDS i Rumah damai Ungaran, Gunung Pati Jawa Tengah -
Pdt Masada Sinukaban : “ Adi i pepulung iluh nora e kuakap lebih seperempat cangkir ”
John Liberson Purba : “ Tedeh kal ate kami ras-ras kita pulung ngerayaken paskah ijenda ”
Christian : “ Kami sangat senang dengan kepedulian teman-teman terhadap kami”
Sue ras kesepakaten bersama, Sabtu 9 Februari 2008 i kediaman Pdt Masada Sinukaban, tepatna i perumahen Domas, Salatiga i bentuk me sada panitia perayaan paskah Permata GBKP si kuliah i Salatiga ras senina turangta korban NARKOTIKA ras HIV/AIDS ringan i Rumah Damai, Ungaran, Gunung Pati Jawa-Tengah, susunen panitia paskah enda e me, Ketua : John L Purba, Sekertaris : Imanuel Ginting, Bendahara : Elsa br Tarigan, selain panitia inti lit piga-piga seksi si ertugas guna acara enda, Sie Acara : Pdt Masada Sinukaban STh ( Koord ), Andi Ginting, Sari br Sagala, Sie Trans-Perkap : Charles Sebayang ( Koord ), Leo Ketaren, Join Ginting, EP Bram Sembiring, Berni Martin Sembiring, Sie Konsumsi : Maria V Br Perangin-angin ( Koord ), Harmi S Br Ginting, Reriana Br Barus, Marince Br Kemit, Wynda Br Sembiring, Sie Usaha dan Dana : Nora Pdt Masada Sinukaban ( Koord ) ,Nova Br Sembiring, Emakana Sitepu, Selvia Debora Br Ginting, Ruth Dwi R Br Ginting, Hesty A Br Sembiring, Hendra Sembiring, Pdt. Paskaria Imanuel Perangin-angin, Dessy Br Tarigan, ras si terakhir eme Sie Pubdekdok : Lusiana Br Surbakti ( Koord ), Elsi Br Barus, Irwan Sembiring.
Kenca nggo I bentuk panitia bage pe seksi-seksina sepakat kami maka acara enda I benaken jam 4 karaben tanggal 24 Maret 2008. Ternyata bas piga-piga kali panitia rapat, dana si ibutuhken ibas acara enda labo sitik hampir sada juta rupiah, lit usul ibas teman panitia nari “ uga akap kena adi rende kita ku GBKP Semarang? ” mantap! Nina teman-teman si deban, la ndekahsa mis kontak Pdt Masada Sinukaban BP Runggun GBKP Semarang, janah BP Runggun Semarang la keberaten lit kolekte ekstra guna acara enda, Puji Tuhan. target panitia ibas ndarami dana ku GBKP Semarang Rp. 750.000, “ berarti dana masih kurang ”, nina Ketua panitia, lit usul ibas seksi usaha dana nari “ uga akap kena adi pedalan list pangan khas karo kita? ” cocok! Ersora pudi nari ngaloi cakap seksi usaha dana, ersada arih panitia menu si idayaken guna ndarami dana eme BPK, lomok-lomok, cimpa & jong labar, sop. Masing-masing pangan si entabeh enda ergana hanya Rp. 5000, secara kasat mata I perkiraken dana nggo mencukupi target, pencarin dana tahap pertama tanggal 17 Februari, PERMATA GBKP si kuliah i Salatiga berkat radu ras kerina ku GBKP Semarang guna ngendeken dua buah lagu si ibuat ibas kitab penambahen enden-enden nari, luar biasa.. dana si terpepulung ibas kami ndarami dana i GBKP Semarang totalna Rp. 1.200.000 bage kepe adi nggo sura-sura Dibata, sungguh luar biasa, dengan kata lain sen nggo I gelem bendahara kami Rp. 1.200.000, la puas perbahan nggo I sepakati pencarin dana arah pangan khas karo emaka ibenaken kami pencarin dana tahap kedua si ibenaken tanggal 15 Maret 2008, erpagi-pagi lampas ope denga matawari pultak, berkat kami panitia ku rumah senina turang kami Irwan Sembiring guna nikapken pesanen arah list si enggo beredar kurang lebih sada minggu ope denga tahap pencarin dana tahap kedua I benaken. Tepat jam makan siang pesanen si nggo tasak nggo I edarken ku rumah-rumah. Ibas teruh las na matawari, Tanggal 24 Maret 2008 tepat jam dua ciger nggo kami pulung sekitar dua puluh sada kalak i kampus UKSW, tepatna depan bank BNI Kampus, Kepeken nggo nimai motor angkuten mini bus plat H 7644 SW si nggo I charter seksi trans-perkap ope denga hari H, nangkih kami janah berkat kami alu pertoton si ibaba Pdt Masada Sinukaban, sada setengah jam bas perdalanen seh kami i Rumah senina turangta korban NARKOTIKA ras HIV/AIDS, sengget penulis bas paksa si e sebab asum kami kundul-kundul ije teridah cerah kal kerina ayo kade-kadenta enda. singkat cerita kebaktin alu Tema “ ketika Aku sakit engkau datang melawat aku “ adi ibas kitab Pustakanta “ Asum aku sakit reh kam ndahi aku “ ibenaken tepat jam empat karaben, kerina peserta ibas ingan kebaktin ersemangat ras seh antusias ibas ngikutken acara enda, kata sambuten si pemena e me ibas Ketua panitia paskah nari “ tedeh kal ate kami kam senina turang kami i jenda guna ras-ras kita ngerayaken paskah i rumah enda, e maka mari ras-ras kita gelah banci kita kerja sama guna kelancaren ras mari si suksesken acaranta enda. Selamat Paskah ” dung Ketua panitia mereken kata sambutenna aloken Marince Br kemit ras Sari Br Sagala microfon selaku MC ibas kebaktin enda. Lewat piga-piga lagu i endeken kami alu meriah ras dem semangat, emaka seh paksana Pdt Masada Sinukaban mbaba khotbah alu ciri khasna, ibas sepenggal khotbahna si berbahasa Indonesia pendeta nuriken sitik kesaksinna “ asum kami dua-dua I rumah nonton film The Passion of the Christ si iputar trans TV Jam Siwah berngi, La sengaja tertulihken aku ayo nora, kepeken nggo tangis kal nora, bicara si pepulung iluhna adi kuakap lit seperempat cangkir ” senyum idah penulis nora asum pendeta mbelasken kata si e, khotbah pendeta asum si e cukup mengena, ras pembawaan asum pendeta khotbah cukup lantang ras menarik. Kenca dung khotbah ras pertoton syafaat I lanjutken acara selanjutna e me kesaksin ibas sekalak senina turangta si awalana mbarenda pemakai NARKOTIKA “ waktu kelas VI SD dulu saya hanya mencoba-coba untuk merokok, kata teman kalau saya tidak merokok, itu tandanya saya bukan anak laki-laki, saya mencoba menghisap dan lama kelamaan saya ketagihan, sejak masuk SMA saya kembali salah dalam memilih teman. Tawuran, mabuk-mabukan, nyuntik, bahkan sampai tidur dengan perempuan itu sudah menjadi makanan sehari-hari dalam hidup saya, ironisnya mencuri dan memalak orang di sekitar saya untuk membeli obat terlarang bukan hal yang baru bagi saya “ enda me sepenggal kesaksin bas senina turangta si gundari nggo jera bas perbahanena si la mehuli mbarenda, singkat cerita asum ia nyuntik I teruh fly over pulo mas, rawa mangun, Jakarta lit sekalak nande-nande lewat lebe-lebe senina turangta enda, ras ngelapor bibi ndai ku polisi. Ije maka ia i suruh milih antara i penjara ntah i rehab i ingan rehabilitasi. Kenca dung kesaksin ibas senina turangta bas rumah dame si mayoritas asalna i daerah Rawa mangun, Warakas, Cempaka putih bagepe lit piga-piga asal luar Jakarta nari acara selanjutna e me persembahen teater si kerina pemain na bas rumah dame nari, teater si imainken Christian dkk alu tokoh jusup sanga ia i dayaken je nari i baba ku Mesir (Kejadin 37:12-36) asum senina turangta e mainken drama, PERMATA GBKP i Salatiga nari ras PERMATA GBKP Semarang la erngadi-ngadi tawa perban melala lawaken na si banci nguncang beltekta, aturna ras kami pulung PERMATA GBKP Rg Jogjkarta perban memang undang panitia PERMATA Semarang ras PERMATA Jogjakarta, tapi mungkin lit halangen bas PERMATA Jogjakarta maka la banci reh ibas acara enda. Ope denga seksi konsumsi nikapken pangan bage pe inemen man peserta lit kata sambuten perwakilen ibas PERMATA Salatiga nari ras PERMATA Semarang, janah la ketadingen Christian mereken kata sambuten ibas ngaloi kata sambuten PERMATA nari, ” kami mewakili pengurus dan teman-teman dari rumah damai mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman PERMATA Salatiga dan Semarang, kami sangat senang dengan kehadiran teman-teman mau merayakan kebangkitan Juru Selamat kita, Yesus Kristus bersama kami di tempat yang terpencil ini “, e maka kenca dung pertoton man berngi si ibaba Sari br Sagala seh makana seksi konsumsi nikapken pangan ras inemen, kira-kira telu puluh menit kami man ras-ras senina turangta korban NARKOTIKA ras HIV/AIDS emaka ope denga mulih kami ku rumah, la ketadingen seksi publikas dokumentasi jemak kamera gelah banci kami kerina photo bersama ras senina turangta korban NARKOTIKA/HIV AIDS, jam penulis nggo seh jam 19.25 WIB, nggo kami puas photo bersama emaka mulih kami ku Salatiga tercinta, si tentuna alu dem sukacita ras damai sejahtera. Salam penulis man pengurus PERMATA klasis Jakarta-Palembang periode 2008-2010 ras pengurus PERMATA RG GBKP Tg Priok si mbaru denga i tangkuhken periode 2008-2010, selamat melayanI di ladang Tuhan, bagi anak Manusia si i suruh Dibata, reh labo guna i elai tapi guna ngelai, janah iendeskenNa kesahNa guna nebusi nterem jelma ( Matius 20:28 ), Kenca ku begi Tuhan ngerana nina,”ise ndia kusuruh? Ise ndia nggit maba berita ibas Aku nari? Emaka ningku ngaloi,” aku suruhlah aku!” ( Yesaya 6:8 ).


Imanuel Ginting
( Mahasiswa Teologi UKSW, Salatiga )





TIGA TAHUN KENANGAN TERINDAH MASA PIARA 2005
( 1-6 Juli 2005 s/d Juli 2008 )
( Bagi peserta PIARA Rg GBKP Tg. Priok dan klasis Jakarta-Palembang )


“ Janganlah Serupa Dengan Dunia Ini Tapi Berubahlah Oleh Pembaharuan Budimu…Sebab Yesus sayang sangat sayang padamu jadilah engkau baru..dalam dunia ini yang penuh kemelut, pencobaan datang pada dirimu, PIARA menempa semua anak dan remaja tuk mengandalkan Tuhan..”

Demikianlah Tema PIARA kita pada pertengahan tahun 2005 yang lalu, satu tema yang di jadikan sebuah lirik lagu yang terambil dari kitab perjanjian baru yaitu Roma 12:2b, mungkin penulis rasa tema ini tidak hanya dipakai untuk PIARA 2005 , namun juga penulis sering mendengar tema ini pada acara yang lainnya yaitu seperti; mupel mamre, moria, ataupun permata. Suatu tema yang sangat unik untuk dinyanyikan oleh seluruh peserta maupun pemandu di setiap panggung-panggung kecil di Suka Makmur.
Tidak terasa kita sudah memasuki tahun ke tiga kita setelah PIARA 2005 lalu berakhir, acara yang sangat menakjubkan namun memilki penuh arti, bagaimana tidak, sekitar Tujuh Ribu peserta KAKR se- GBKP di Bumi Merah Putih ini datang berbondong-bondong untuk menyaksikan dan mengikuti jalannya acara lima tahunan ini, tak ketinggalan juga peserta PIARA dari Rg. GBKP Tg. Priok dan Klasis Jakarta-Palembang
Sedikit penulis ceritakan pengalaman unik kami saat berangkat dan mengikuti acara PIARA di Suka Makmur. Tepat pukul 12.00 WIB Tanggal 30 Juni 2005 Kami ( Rg. GBKP Tg. Priok ) berkumpul di Gereja. PKPW Runggun, Pdt. Esra Bukit STh membawa acara pengutusan pemberangkatan bagi tiga puluh peserta yang berangkat ke Suka Makmur, setelah kebaktian selesai ketua rombongan Rg GBKP Tg. Priok, Nora Pdt. Esra Bukit menyuruh peserta untuk cepat masuk kedalam mobil, karena dua jam lagi kami harus sudah tiba dibandara untuk berkumpul bersama teman-teman dari klasis Jakarta-Palembang, tiba di bandara Soekarno Hatta semua panitia klasis Jakarta Palembang terlihat panik, karena ada satu Runggun yang belum datang “ padahal tinggal lompat pagar aja juga udah nyampe kok” demikianlah kata-kata kesal, marah yang dilontarkan oleh teman-teman kami, mungkin karena mereka tidak sabar untuk menunggu waktu yang telah di nanti-nantikan.
Singkat cerita kami sudah tiba di bandara Polonia, Medan kami keluar dan suara khas klakson Sinabung Jaya dan Sutra menyambut kami, kami naik dan tiba dilokasi PIARA pukul 21.00 Wib, karena peserta PIARA klasis Jak-Pal yang datang ratusan orang, pesawat yang kami charter dibagi dua clother, clother pertama tiba pukul 21.00 Wib, dan clother kedua tiba sekitar pukul 23.00, perjalanan yang sangat melelahkan mewarnai malam pertama kami di Suka Makmur. Esoknya tanggal satu Juli nampaknya panitia disibukkan dengan para peserta PIARA lainnya yang datang dari berbagai klasis, karena belum ada acara, kami memutuskan untuk melihat-lihat alias gawah-gawah adi ninta kalak karo. Ternyata Jalan sekitar Retreat Centre tidak dapat dilewati, Jalanan macet total, panitia sibuk kujah-kuje la erturi-turin, lit deba babana amak, minak lampu, kantingna ka ranting. Panitia pusat sudah bisa mengusap dada mereka ketika jam tangan penulis menunjukkan pukul 18.45 WIB, paksa si e keadaan betul-betul aman terkendali. Kami kembali ke wisma dan beristirahat untuk acara pembukaan esok pagi.
Tanggal 2 Juli 2005, semua peserta PIARA 2005 berkumpul di Panggung Utama ( Depan Jambur ) untuk mengikuti prosesi ibadah pembukaan Pesta Iman Anak dan Remaja 2005 yang dibawakan langsung oleh ketua umum Moderamen GBKP, Pdt Jadiaman Perangin-angin DTh, dalam ilustrasi khotbah, pendeta kita berbicara tentang seekor ulat yang sangat-sangat menjijikan tapi ketika ia mau dan ingin untuk dibentuk ia berubah menjadi kepongpong dan ketika kepongpong itu tadi ingin dibentuk dan dibaharui lagi ia akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang sangat indah, sesuai dengan tema kita PIARA kita tahun ini yaitu “ Berubahlah oleh pembaharuan budimu” Pita pengikat balon tanda PIARA 2005 pun telah digunting langsung oleh ketua umum moderamen kita, sekitar setelah 30 menit maka balon yang jumlahnya tidak sedikit itu pun dapat terbang ke awang-awang meningalkan kami, mungkin karena oksigen yang ada didalam balon itu tinggal sedikit lagi. Ini salah satu kejadian unik yang kami rasakan dalam PIARA kita.
Setelah pulang dari panggung utama, kami (Klasis Jakarta-Palembang) kembali ke wisma untuk pembagian kelompok kecil yang nantinya kelompok ini akan menjelajahi panggung-panggung yang ada disekitar Reatreat Centre Suka Makmur, tak ketinggalan mars PIARA 2005, dan lagu I Want To be Your Friend pasti dinyanyikan di setiap panggung pada awal session untuk lebih mengentalkan suasana keakraban kami dengan satu klasis maupun klasis lain.
Di bawah matahari yang terik tepatnya di panggung utama, klasis Jakarta-Palembang mempersembahkan sebuah drama yang berjudul “ Zending”, ( Koreografer / Sutradara dari permata Rg. GBKP Jakarta Pusat yaitu Joey Bangun ). Drama yang menceritakan tentang bagaimana proses kabar gembira atau “Berita Simeriah” sampai di Tanah Karo. Setelah aktivitas yang dijalani peserta PIARA ke panggung-panggung kecil berlangsung selama tiga hari berturut-turut, Kini tibalah malam yang terakhir yang pada saat itu disebut Malam Budaya, tak mau ketinggalan juga dengan klasis lainnya, Jakarta-Palembang pun ikut ambil bagian dalam acara tersebut, klasis kami tampil dengan kostum Hitam-hitam dengan bekabuluh (dilaki) dan uis nipes (diberu) dipunggung maupun dilengan kami masing-masing, salah satu sahabat dekat penulis anggota Permata Rg. GBKP Tg. Priok, Friandi Ginting Munthe melatih peserta dengan Dua lagu yang terambil dari kitab penambahen enden-enden; Siberitaken berita simeriah dan andiko Jilena yang secara sengaja sedikit diubah arasemen-nya untuk lebih memperindah lagu tersebut, tepuk tangan yang sangat-sangat meriah untuk klasis Jakarta-Palembang kami dengarkan ketika kami turun dari panggung tesebut. Dan tak terasa sudah PIARA 2005 sudah memasuki hari terakhir, Pesta Iman Anak dan Remaja 2005 ditutup oleh Pdt. Hilda Pelawi ( Nora Pdt Dharma Pelawi, Ketua klasis Jakarta-Palembang )
Tuhu melala pengalamen ras kenangan terindah si la pernah terlupaken kami mbarenda, khususnya peserta klasis Jakarta-Palembang nari, la tanggung-tanggung biaya si i keluarken kami banci ikataken labo sitik, hampir sada juta rupiah kami rela mengeluarkannya untuk acara lima tahunan ini, kami merasa terhibur, kami merasa iman kami semakin berdiri tegap sepulang dari sana, bayangkan sekitar kurang lebih tujuh ribu orang yang datang ke acara ini, betapa antusiasnya mereka mengikuti acara ini mulai dari pembukaan hingga acara penutupan usai, kita patut mengacungkan dua jempol untuk panitia pusat yang sudah tertatih-tatih selama enam hari berturut-turut, kita berharap dan berdoa agar PIARA dua tahun ke depan yaitu PIARA 2010, lebih meriah dan meriah lagi, terima kasih untuk Nd Sari Ginting, Rg GBKP Pasar Minggu, ketua panitia dari klasis Jakarta-Palembang, yang sudah sabar menjaga kami selama enam bulan latihan di Centrum, dan enam hari lamanya menjaga dan merawat kami selama di sukamakmur, dan juga terima kasih untuk Nora Pdt Esra bukit, ketua panitia PIARA 2005 dari Runggun GBKP Tg. Priok yang selalu setia menemani kami selama kami latihan sekaligus memperhatikan kami selama acara ini berlangsung.
Singkat cerita rombongan dari klasis Jakarta-Palembang berpisah, sedangkan kami dari GBKP Tg. Priok melanjutkan perjalanan kami ke Kaban Jahe untuk menginap di centrum GBKP, ras pagi na berkat kami Rg. Tg Priok gawah-gawah ku Danau Toba, Tomok, gundaling ras terakhir ridi kami ku lau las debuk-debuk, Sekian cerita pengalaman kami, salam penulis man teman-teman peserta PIARA 2005 se-GBKP bagepe teman-teman guru se-klasis Jakarta-Pelembang ras Rg GBKP Tg. Priok, Sampai jumpa PIARA 2010 , Dibata si masu-masu kita kerina. Amin



Imanuel Ginting’s
(Mhsw Teologi UKSW / Gr KA/KR Tg. Priok)

Senin, 14 Juli 2008

Pemerintah diminta tangani Narkoba,

Salatiga (Espos)--Gerakan Kesaktian Peduli Generasi Indonesia (KPGI) Salatiga menuntut Pemerintah Indonesia lebih serius menangani persoalaan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba), termasuk di tingkat lokal.

Hal itu disuarakan aktivis gerakan KPGI Salatiga ketika menggelar aksi keprihatian di depan kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dengan menggalang dukungan berupa pengumpulan tanda tangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum, Rabu (25/6). Aksi itu sekaligus menyambut datangnya Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) pada Kamis (26/6).

"Kian lama peredaran Narkoba semakin memprihatinkan. Celakanya, mereka yang melakukan penyalahgunaan Narkoba dominan dari kalangan anak-anak muda dan pelajar yang diharapkan menjadi generasi penerus pembangunan bangsa," ungkap koordinator aksi, Pdt Masada Sinukaban, ketika ditemui wartawan di sela-sela aksi.

Meskipun mengaku belum memiliki data detail perihal jenis Narkoba yang paling banyak beredar dan digunakan kalangan muda, Masada menyatakan ganja dan pil ekstasi adalah yang mendominasi. Hal itu, ujarnya, mengingat dua barang haram tersebut merupakan yang paling mudah didapatkan dibandingkan narkoba jenis lain seperti shabu-shabu dan putauw.

"Pemerintah harus betul-betul tegas terhadap semua pelaku kejahatan Narkoba, caranya yaitu dengan memberikan hukuman seberat-beratnya agar menimbulkan efek jera. Hal itu untuk bertujuan melindungi generasi muda itu sendiri, sekaligus sebagai upaya pencegahan, meminimalisasi peredaran dan penyalahgunaan Narkoba," tambahnya.

Terpisah Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Salatiga, dr Suryaningsih MKes, menekankan pentingnya acuan data akurat kasus penyalahgunaan Narkoba guna menangani persoalan tersebut di Kota Salatiga. Pasalnya sampai saat ini, ujarnya, sebagai anggota Badan Narkotika Kota (BNK) Salatiga, pihaknya tidak tahu-menahu perihal data tersebut di Kota Hati Beriman.

Oleh: Triyono (http://www.solopos.com/berita.php?ct=9054&d1=salatiga)

Aksi Damai Peringati HANI


Sejumlah mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang menamakan diri kelompok Kesaktian Peduli Generasi Indonesia (KPGI), dipimpin oleh Masada Sinukaban menggelar aksi damai "Seruan Aksi Keprihatinan Bersama Masalah Narkoba di Indonesia", dalam rangka memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) yang jatuh hari ini (26/05), di depan kampus UKSW kemarin (25/06). "Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan kami atas peredaran narkoba yang terjadi di Salatiga dan Jawa Tengah," ujar Masada. Menurut laporan yang dia terima, peredaran narkoba sejenis ganja dan putaw sudah mulai marak beredar kembali di Salatiga.

KPGI menyerukan kepada pemerintah pusat maupun daerah supaya dapat berdampingan dengan segenap elemen di masyarakat, termasuk perguruan tinggi agar bersikap lebih serius untuk menangani masalah narkoba.

Aksi damai yang dimulai pukul 08.30, diisi dengan pembagian selebaran tentang bahaya narkoba kepada masyarakat umum yang lewat di depan pintu gerbang UKSW, disertai juga dengan tanda-tangan di spanduk yang telah dipersiapkan. Sejumlah mahasiswa UKSW dan masyarakat umum terlihat ikut serta membubuhkan tanda-tangan mereka. (sf_BPHL).

Sumber: http://services.uksw.edu/id/artikel.asp?m=berita&p=baca&nmr=1167

Tokoh Karo

Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan Hindia Belanda di Tanah Karo. Djamin Ginting dilahirkan di desa Suka, kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo. Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah dia bergabung dengan satuan militer yang diorganisir oleh opsir-opsir Jepang. Pemerintah Jepang membangun kesatuan tentara yang terdiri dari anak-anak muda di Tanah Karo guna menambah pasukan Jepang untuk mempertahankan kekuasaan mereka di benua Asia. Djamin Ginting muncul sebagai seorang komandan pada pasukan bentukan Jepang itu.

Karir kemiliteran


Memimpin pasukan setelah kekalahan Jepang

Rencana Jepang untuk memanfaatkan putra-putra Karo memperkuat pasukan Jepang kandas setelah Jepang menyerah kepada sekutu pada Perang Dunia II. Jepang menelantarkan daerah kekuasaan mereka di Asia dan kembali pulang ke Jepang. Sebagai seorang komandan, Djamin Ginting bergerak cepat untuk mengkonsolidasi pasukannya. Dia bercita cita untuk membangun satuan tentara di Sumatera Utara. Dia menyakinkan anggotanya untuk tidak kembali pulang ke desa masing masing. Beliau memohon kesediaan mereka untuk membela dan melindungi rakyat Karo dari setiap kekuatan yang hendak menguasai daerah Sumatera Utara. Situasi politik ketika itu tidak menentu. Pasukan Belanda dan Inggris masih berkeinginan untuk menguasai daerah Sumatera.

Pionir pejuang

Dikemudian hari anggota pasukan Djamin Ginting ini akan mucul sebagai pionir-pionir pejuang Sumatera bagian Utara dan Karo. Kapten Bangsi Sembiring, Kapten Selamat Ginting, Kapten Mumah Purba, Mayor Rim Rim Ginting, Kapten Selamet Ketaren, dan lain lain adalah cikal bakal Kodam II/Bukit Barisan yang kita kenal sekarang ini. Ketika Letkol. Djamin Gintings menjadi wakil komandan Kodam II/Bukit Barisan, dia berselisih paham dengan Kolonel M. Simbolon yang ketika itu menjabat sebagai Komandan Kodam II/Bukit Barisan. Djamin Ginting tidak sepaham dengan tidakan Kolonel Simbolon untuk menuntut keadilan dari pemerintah pusat melalui kekuatan bersenjata. Perselisihan mereka ketika itu sangat dipengaruhi oleh situasi politik dan ekonomi yang melanda Indonesia. Disatu pihak, Simbolon merasa Sumatera dianak-tirikan oleh pemerintah pusat dalam bidang ekonomi. Dilain pihak, Ginting sebagai seorang tentara profesianal memegang teguh azas seorang prajurit untuk membela negara Indonesia.

Operasi Bukit Barisan

Dalam rangka menghadapi gerakan pemberontakan Nainggolan di Medan (Sumatera Utara) maka Panglima TT I, Letkol Inf Djamin Ginting melancarkan Operasi Bukit Barisan. Operasi ini dilancarkan pada tanggal 7 April 1958. Dengan dilancarkannya operasi Bukit Barisan II ini, maka pasukan Nainggolan dan Sinta Pohan terdesak dan mundur ke daerah Tapanuli.[1]

Mengakhiri karir

Dipenghujung masa baktinya, Djamin Ginting mewakili Indonesia sebagai seorang Duta Besar untuk Kanada. Di Kanada ini pulalah Djamin Ginting, mengakhiri hayatnya.

Jabatan yang pernah diduduki



Karya Tulis

Semasa hidupnya, Djamin Gintings menulis beberapa buku. Satu diantaranya "Bukit Kadir" mengisahkan perjuangannya di daerah Karo sampai ke perbatasan Aceh melawan Hindia Belanda. Seorang anggotanya, Kadir, gugur disebuah perbukitan di Tanah Karo dalam suatu pertempuran yang sengit dengan pasukan Belanda. Bukit itu sekarang dikenal dengan nama Bukit Kadir.

Referensi